Selasa, 02 November 2010

KTI KEBIDANAN : PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP BIDAN DAN DUKUN BAYI SEBAGAI PENOLONG PERSALINAN

BUTUH SBG BHN REFERENSI KTI LENGKAP HUB : 081 225 300 100
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemmpuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, dengan terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang di tandai oleh penduduknya, hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Indonesia. (Depkes RI, 1992).
Tujuan pembangunan kesehatan Indonesia diarahkan untuk lebih meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas sumber daya manusia. Hal ini ditunjukan dengan upaya meningkatakan usia harapan hidup, menurunkan angka kematian bayi, anak dan ibu melahirkan, meningkatkan kesejahteraan keluarga, meningkatkan produktivitas kerja, serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Pembangunan manusia sebagai insan harus dilakukan dalam keseluruhan proses kehidupannya, mulai dari dalam kandungan, bahkan jauh sebelumnya yaitu dengan memperhatikan tingkat kesejahteraan calon ibu, kemudian sebagai bayi, balita, usia sekolah, remaja, dewasa, usia produktif sampai usia lanjut (Depkes RI, 1998).
Pada masa kehamilan dan persalinan, wanita menghadapi resiko gangguan kesehatan yang dapat mengakibatkan kematian ibu. Resiko kematian yang dialami ibu selama hamol atau bersalin di Indonesia masih tetap tinggi dan kelihatannya belum menunjukan tanda-tanda penurunan yang berarti. Tingginya AKI di Indonesia ini, antara lain disebabkan oleh belum memadainya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dan rendahnya cakupan penanganan kasus obstetric. Cakupan persalinan oleh tenagan kesehatan pada tahun 1992 masih sekitar 25 % telah meningkat menjadi 67% pada tahun 1999, namun belum mencapai 80% yang diperkirakan sepadan dengan AKI sekitar 200/100.000 kelahiran hidup. Selain itu sekitar 70% persalinan masih terjadi di rumah yang dapat menghambat akses untuk mendapatkan pelayanan rujukan secara cepat bila sewaktu-waktu dibutuhkan (Djaja, dkk. 2003).
Angka kematian ibu (MMR) memberi gambaran status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan, kesehatan terutama pelayanan ibu hamil, ibu melahirkan dan masa nifas disamping masih rendahnya kemampuan ekonomi masyarakat. Untuk menekan angka kematian ibu bersalin. Diperlukan beberapa usaha yang insentif antara lain meningkatkan peran bidan desa dan secara bertahap mengurangi peran dukun bersalin. Diperlukan beberapa usaha yang intensif antara lain meningkatkan peran bidan desa dan secara bertahap mengurangi peran dukun bersalin.Disamping hal-hal yang mempengaruhi MMR tersebut. Angka kematian ibu tersebut juga disebabkan oleh persepsi masyarakat terhadap bidan dan dukun bayi.
Menurut Kogers dan Salomon. hampir dua pertiga dari jumlah kelahiran di dunia ditolong oleh dukun bayi. Salah satu sebabnya jumlah dokter dan bidan yang belum sebanding dengan jumlah penduduk yang harus dilayani. Oleh karena itu dukun masih mempunyai peran penting dalam membantu masyarakat, khususnya di bidang kehamilan dan persalinan (Sianipar T, 1992).
Penanganan kasus obstetric baru mencapai 10 % dari perkiraan seluruh kasus komplikasi obstetric, sehingga masih banyak kematian ibu ynag tidak tertangani oleh petugas kesehatan, khususnya bila pertolongan persalinan ilakukan oleh dukun bayi atau anggota keluarga. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut, Depkes RI dibantu oleh WHO, UNICEF, UNDP, muai melaksanakan assesment safe motherhood, antara lain yaitu persalinan yang aman yang bertujuan memastikan setiap penolong kelahiran persalinan mempunyai kemampuan, ketrampilan, ketrampilan dan alat untuk memberikan pertolongan yang bersih dan aman serta memberikan pelayanan nifas pada ibu dan bayi (Prabowo, RA, 2003).
Angka kematian ibu di Kabupaten Xxx tahun 2009 sebesar 32 kelahiran hidup dan menurut estimasi BPS diperkirakan pada tahun 2007 angka kematian ibu sudah menurun menjadi 18/18541 kelahiran hidup dan naik lagi pada tahun 2008 yaitu 21/23077 kelahiran hidup salah satu penyebab tingginya AKI tersebut adalh infeksi yang diakibatkan oleh pertolongan persalinan yang tidak aman (Profil Kes Sultra.2001).untuk cakupan pertolongan persalinan di Kabupaten Xxx yang dilakukan oleh dukun sebanyak 61 oleh bidan sebanyak 13536, dokter SpOG 3388, dokter umum 370, pedamping bidan 662, keluarga sendiri 33, sedanghkan cakupan pertolongan persalinan di kacamatan xxx yg dilakukan oleh dukun sebanyak 5, oleh bidan sebanyak 53, dpkter SpOG 16, dokter umum 2, pendamping bidan 1.
Masalahnya di desa Xxx Kecamatan Xxx Kabupaten Xxx biasanya masyarakatnya terlebih dahulu memanggil dukun bayi di banding bidan, sebab dukun bayi lebih sabar dalam menunggu persalinan, biayanya lebih murah, lebih teliti, rajin merawat bayi dan memandikan bayi.
Berdasarkan data tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap bidan dan dukun bayi sebagai penolong persalinan serta faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi tersebut.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan permasalahan penelitian yaitu : ”Bagaimana persepsi masyarakat terhadap bidan dan dukun bayi sebagai penolong persalinan”.


C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara persepsi masyarakat terhadap bidan dan dukun bayi sebagai penolong persalinan di desa Xxx Kecamatan Xxx Kabupaten Xxx.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mendeskripsikan persepsi masyarakat terhadap bidan dan dukun bayi dalam menolong persalinan di desa Xxx Kecamatan Xxx Kabupaten Xxx.
b. untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap bidan dan dukun bayi dalam menolong persalinan.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang persepsi masyarakat terhadap bidan dan dukun bayi dalam pertolongan persalinan di desa Xxx Kecamatan Xxx Kabupaten Xxx.

E. Keaslian penelitian
Sepengetahuan penulis belum pernah ada penelitian mengenai persepsi msyarakt terhadp bidan dan dukunn bayi sebagai penolong persalinan desa Xxx Kecamatan Xxx Kabupaten Xxx, baik pada skripsi maupun pada tesis yang terdahulu. Namun ada penelitian yang di lakukan oleh Wiwin Mintarsih pada tahun 2001 dengan judul ”faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan pertolongan persalinan oleh bidan di desa Xxx Kecamatan Xxx Kabupaten Xxx.
Hasil penelitian yang pernah dilakukan tersebut adalah 13536 pertolongan persalinan ditolong oleh bidan 3388 oleh dokter sedangkan pertolonagan persalinan oleh dukun sebesar 61, pertolongan dokter umum 370, pendamping bidan 662, keluarga sendiri 33.
Perbedaan penelitian tersebut dengan yang akan dilakukan saat ini yaitu mencakup pertolongan persalinan oleh bidan di desa pada penelitian sedangkan pada penelitian ini hanya mengetahui persepsi masyarakat terhadap bidan dan dukun bayi sebagai penolong persalinan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Download Templates