Kamis, 19 Januari 2012

58 Langkah APN





Untuk melakukan asuhan persalinan normal (APN) dirumuskan 60langkah APN, namun berdasarkan perkembangna ilmu kebidanan maka ditetapkanlah58 langkah Asuhan Persalinan Normal (dimana perubahan terletak pada langkah25-33, 43-45, dan 50). Maka saat ini langkah yang digunakan adalah sebagaiberikut:
1. Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinantermasuk mematahkan ampul oksitosin & memasukan alat suntik sekali pakai 2½ml ke dalam wadah partus set.
3. Memakai celemek plastik.
4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangandgn sabun & air mengalir.
5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akandigunakan untuk pemeriksaan dalam.
6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarungtangan, isi dengan oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set.
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah yangtelah dibasahi oleh air matang (DTT), dengan gerakan vulva ke perineum.
8. Melakukan pemeriksaan dalam – pastikan pembukaan sudahlengkap dan selaput ketuban sudah pecah.
9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalamlarutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik danmerendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterusselesai – pastikan DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit).
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaanjanin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasaingin meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibuuntuk meneran (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk danpastikan ia merasa nyaman.
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai doronganyang kuat untuk meneran.
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok ataumengambil posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam60 menit.
15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawahbokong ibu
17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembalikelengkapan alat dan bahan
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5– 6 cm, memasang handuk bersih pada perut ibu untuk mengeringkan bayi jikatelah lahir dan kain kering dan bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokongibu. Setelah itu kita melakukan perasat stenan (perasat untuk melindungiperineum dngan satu tangan, dibawah kain bersih dan kering, ibu jari pada salahsatu sisi perineum dan 4 jari tangan pada sisi yang lain dan tangan yang lainpada belakang kepala bayi. Tahan belakang kepala bayi agar posisi kepala tetapfleksi pada saat keluar secara bertahap melewati introitus dan perineum).
20. Setelah kepala keluar menyeka mulut dan hidung bayidengan kasa steril kemudian memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leherjanin
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaranpaksi luar secara spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegangsecara biparental. Menganjurkan
kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembutgerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkuspubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineumibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atasuntuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuripunggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah(selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)
25. Melakukan penilaian selintas :
a. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpakesulitan?
b. Apakah bayi bergerak aktif ?
26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala danbagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Gantihanduk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi atas perut ibu.
27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagibayi dalam uterus.
28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agaruterus berkontraksi baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikanoksitosin 10 unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral(lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusatdengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arahdistal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
31. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit(lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klemtersebut.
32. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril padasatu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengansimpul kunci pada sisi lainnya.
33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasangtopi di kepala bayi.
34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10cm dari vulva
35. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, ditepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
36. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengantangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearahdoroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikanpenegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya danmengulangi prosedur.
37. melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hinggaplasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat denganarah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir(tetap lakukan tekanan dorso-kranial).
38. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkanplasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasentadengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaranplasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase padafundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagianpalmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
40. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengantangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudahlahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik yang tersedia.
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidakterjadi perdarahan pervaginam.
43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit didada ibu paling sedikit 1 jam.
44. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi,beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler dipaha kiri anterolateral.
45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikanimunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahanpervaginam.
47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterusdan menilai kontraksi.
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jamkedua pasca persalinan.
50. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayibernafas dengan baik.
51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutanklorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi.
52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampahyang sesuai.
53. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT.Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakaipakaian bersih dan kering.
54. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untukmembantu apabila ibu ingin minum.
55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin0,5%.
56. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutanklorin 0,5%
57. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
58. Melengkapi partograf.
Sumber :
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi(JNPK-KR).
Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR,Maternal & Neonatal Care, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008

0 komentar:

Posting Komentar

 

Download Templates