Sabtu, 28 Januari 2012

Health News CARA DETEKSI AWAL HIV AIDS dengan TES ORAL



Para ilmuwan menemukan sebuah tes oral yang dapat mendeteksikeberadaan virus HIV di tubuh seseorang. Hasilnya sama akurat dengan tes darah.Para peneliti dari McGill University, Quebec, Kanada, membandingkan limapenelitian di seluruh dunia. Mereka menemukan, tes lewat gusi pada populasiyang berisiko tinggi HIV memiliki akurasi 99 persen ,dan pada populasi denganHIV rendah 97 persen.
Alat yang disebut OraQuick HIV1/2 ini tidak menggunakan air liur untuk mengecekvirus HIV, tetapi menyerap antibodi secara langsung dari pembuluh darah diselaput lendir mulut. Seseorang dinyatakan menderita HIV bila antibodi HIVdisebut HICTes terdeteksi dari jaringan pipi dan gusi selama tes 20 menit.


Seperti dikutip Daily Mail, pemimpin studi, Dr Nitika Pant Pai, dari McGillUniversity, mengatakan, "Pengujian bisa menjadi langkah pencegahan,pengobatan, dan strategi perawatan (HIV)."

Dia melanjutkan, "Walaupun penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ujicairan berbasis tes OraQuick HIV1/ 2 sangat menjanjikan, kami akan mengujipeluangnya di tingkat global lebih dulu."

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Lancet Infectous Disease terbaru, iniakan berimplikasi besar bagi negara-negara yang ingin mengadopsi strategi ujimandiri untuk HIV.

Tes oral HIV salah satu yang paling populer karena mudah diterima dandigunakan. Metode ini menggunakan cara non-invasif, bebas rasa sakit dannyaman.

"Orang yang harus memeriksakan diri ke klinik publik untuk tes HIV merasalebih sulit karena stigma, kurangnya privasi, dan diskriminasi. Pengujianmandiri bisa menghindari stigmatisasi terkait tes HIV."

Populasi yang berisiko terhadap penyebaran epidemi HIV cenderung menghadapidiskriminasi, kekerasan, dan marjinalisasi sosial dari pusat layanan kesehatan.

Badan PBB yang menangani AIDS (UNAIDS) memperkirakan secara global, 90 persenpria yang berhubungan seks sesama jenis tidak memiliki akses terhadap layanandasar kesehatan seksual.

"Tes oral HIV dapat menjadi alat yang ampuh bagi populasi berisiko tinggi,tapi tes ini harus disertai perawatan untuk mencapai hasil kesehatan yangbaik," penulis studi Dr Rosanna Peeling, dari London School of Hygiene& Topical Medicine.(pie_vivanews)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Download Templates